Lahirnya humas
internasional disebabkan oleh adanya perubahan sangat cepat di dalam segala
bidang, misalnya perkembangan bidang pariwisata, bidang komunikasi,
transportasi, tukar menukar dibidang pendidikan seperti pertukaran dosen dan
mahasiswa, timbulnya masalah internasional, dalam bidang ekonomi, politik dan
sebagainya.
RETORIKA
Retorika (dari bahasa Yunani ῥήτωρ, rhêtôr, orator, teacher) adalah sebuah teknik
pembujuk-rayuan secara persuasi untuk menghasilkan bujukan dengan melalui
karakter pembicara, emosional atau argumen (logo), awalnya Aristoteles
mencetuskan dalam sebuah dialog sebelum The Rhetoric dengan judul 'Grullos'
atau Plato menulis dalam Gorgias, secara umum ialah seni manipulatif atau
teknik persuasipolitik
yang bersifat transaksional dengan menggunakan lambang untuk mengidentifikasi
pembicara dengan pendengar melalui pidato, persuader dan yang dipersuasi saling
bekerja sama dalam merumuskan nilai, keprcayaan dan pengharapan mereka. Ini
yang dikatakan Kenneth Burke (1969) sebagai konsubstansialitas dengan
penggunaan media oral atau tertulis, bagaimanapun, definisi dari retorika telah
berkembang jauh sejak retorika naik sebagai bahan studi di universitas. Dengan
ini, ada perbedaan antara retorika klasik (dengan definisi yang sudah
disebutkan di atas) dan praktik kontemporer dari retorika yang termasuk
analisis atas teks tertulis dan visual.
Dalam doktrin retorika
Aristoteles [1] terdapat tiga teknis alat persuasi
politik yaitu deliberatif, forensik dan demonstratif. Retorika deliberatif memfokuskan diri pada apa yang akan
terjadi dikemudian bila diterapkan sebuah kebijakan saat sekarang. Retorika forensik lebih memfokuskan pada sifat yuridis
dan berfokus pada apa yang terjadi pada masa lalu untuk menunjukkan bersalah
atau tidak, pertanggungjawaban atau ganjaran. Retorika demonstartif memfokuskan pada epideiktik, wacana memuji
atau penistaan dengan tujuan memperkuat sifat baik atau sifat buruk seseorang,
lembaga maupun gagasan.
Retorika
modern diartikan sebagai seni berbicara atau kemampuan untuk
berbicara dan berkhotbah (Hendrikus, 1991); sehingga efektivitas penyampaian
pesan dalam retorika sangat dipengaruhi oleh teknik atau keterampilan berbicara
komunikator. Abad Pertengahan berlangsung selama seribu tahun (400-1400). Di
Eropa, selama periode panjang itu, warisan peradaban Yunani diabai¬kan.
Pertemuan orang Eropa dengan Islam – yang menyimpan dan mengembangkan khazanah
Yunani – dalam Perang Salib menimbulkan Renaissance. Salah seorang pemikir
Renaissance yang menarik kembali minat orang pada retorika adalah Peter Ramus.
Ia membagi retorika pada dua bagian. Inventio dan dispositio dimasukkannya
sebagai bagian logika. Sedangkan retorika hanyalah berkenaan dengan elocutio
dan pronuntiatio saja. Taksonomi Ramus berlangsung selama beberapa generasi.
Definisi dan
Tujuan
Retorika (rethoric) biasanya disinonimkan dengan
seni atau kepandaian berpidato, sedangkan tujuannya adalah, menyampaikan
fikiran dan perasaan kepada orang lain agar mereka mengikuti kehendak kita
Menurut
Aristoteles, Dalam retorika terdapat 3 bagian inti yaitu :
1- Ethos (ethical) : Yaitu karakter
pembicara yang dapat dilihat dari cara ia berkomunikasi
2- Pathos (emotional) : Yaitu perasaan emosional
khalayak yang dapat dipahami dengan pendekatan “Psikologi massa”.
3- Logos (logical) : Yaitu pemilihan kata atau
kalimat atau ungkapan oleh pembicara
Menurut Kenneth Burke, bahwa setiap
bentuk-bentuk komunikasi adalah sebuah drama. Karenanya seorang pembicara
hendaknya mampu ‘mendramatisir’ keadaan khalayaknya. (Dramaturgical Theory)
Menurut Walter Fisher, bahwa setiap komunikasi
adalah bentuk dari cerita (storytelling). Karenanya, jika kita mampu bercerita
sesungguhnya kita punya potensi untuk berceramah. (Narrative Paradigm)
Macam-macam Pidato
1. Pidato Ilmiah
2. Pidato Ritual Keagamaan (khutbah, kebaktian, dll)
3. Pidato di Pengadilan (Jaksa, Pembela)
4. Ceramah Umum
5. Kuliah/ mengajar
6. Diskusi
7. Seminar
8. Pidato Politik
Ada
4 metode berpidato yaitu :
- Impromptu
(pidato serta merta tanpa persiapan)
- Memoriter
(pidato dengan menghapalkan naskan pidato)
- Naskah
(pidato dengan membaca naskah pidato)
- Ekstemporan
(pidato dengan menyiapkan garis-garis besarnya saja atau berupa konsep
mentah dari naskah pidato).
Teknik
dan tata cara berpidato yaitu :
1. Mengetahui tujuan berpidato.
Pidato yang akan disampaikan ditujukan untuk membicarakan hal apa saja? Hal ini
dapat disebut juga Tema Pidato. Perlu juga mengetahui dimana tempat berpidato
dan siapa saja yang akan menjadi pendengar.
2. Materi atau Bahan pidato sesuai
dengan Tema Pidato yang akan disampaikan. Jika pidato bertema pendidikan, maka
bahan pidato adalah hal-hal yang mengenai pendidikan, baik tentang pendidikan
smp, sma, atau hal-hal lain yang menyangkut pendidikan.
3. Untuk pemula seperti anak smp
maupun anak sma, 2 teknik pidato yang disarankan adalah teknik Naskah (membaca
naskah pidato) yang dapat dilanjutkan ke teknik Memoriter (menghapal pidato).
Jika kemampuan telah cukup, maka dapat digunakan teknik Ekstemporan
(garis-garis besar atau konsep naskah pidato) atau bahkan dapat menggunakan
teknik Impromptu (serta merta tanpa persiapan).
4. Untuk pemula, perlu melatih
suara, pengucapan, intonasi kalimat dan juga artikulasi serta perlu mengetahui
jeda pembacaan sehingga pidato enak didengar dengan menggunakan nada bicara
yang tegas lugas tidak berirama sepeti membaca puisi atau berdeklamasi.
5. Berpenampilanlah yang rapi saat
berpidato, karena akan menjadi titik sentral pandangan umum.
6. Menggunakan bahasa tubuh sebaik
mungkin yaitu gerakan tangan dan anggota tubuh sesuai dengan irama pidato tapi
tidak secara berlebihan.
7. Menyisipkan humor pada pidato
disesuaikan dengan keadaan dan tujuan pidato. Jika pidato pada acara pemakaman
mayat, jangan sekali-sekali menyisipkan humor.
8. Berpidatolah sesuai panjang waktu
yang wajar. Untuk pemula sebaiknya menggunakan waktu yang pendek saja.
9. Tidak menggunakan kata yang
berulang-ulang kecuali dibutuhkan untuk penekanan tujuan.
Unsur Pesan
Komunikasi
Seorang komunikator menyampaikan pesan-pesan melalui :
1. Pesan Linguistik
Untuk menyampaikan pesan bahasa tertentu kita harus
menguasai:
* Fonologi (mengujarkan bunyi kata)
* Sintaksis (membentuk kalimat)
* Semantik (memahami kata atau gabungan kata)
* Memahami secara konseptual tentang dunia kita dan dunia
yang kita bicarakan
* Mempunyai sistem kepercayaan untuk menilai apa yang kita
dengar
2. Pesan Nonverbal memiliki fungsi :
* Repetisi – mengulang kembali bahasa verbal
* Subtitusi – mennggantikan bahasa verbal
* Kontradiksi – menolak pesan verbal
* Komplemen – melengkapi pesan verbal
* Aksentuasi – menegaskan pesan verbal
Ada enam jenis pesan non verbal :
1. Kinesik (gerak tubuh) : fasial, gestural,
2. posturalParalinguistik (suara)
3. Proksemik (penggunaan ruang sosial atau personal)
4. Olfaksi (penciuman)
5. Sensitivitas kulit
6. Artifaktual (pakaian dan kosmetik)
Struktur Pesan
Secara umum setiap pesan yang secara sengaja disampaikan
melalui Pidato terdiri atas :
Pendahuluan
1. Salam
2. Penyampaian kepada hadirin
3. Maksud atau tujuan
Materi
1. Pendekatan awal (kisah, menyampaikan data, dll.)
2. Pertanyaan atau mengemukakan inti masalah
3. Pembahahasan
Penutup
1. Kesimpulan
2. Himbauan
Ucapan Salam Kepada Hadirin
1. Tujuan hadirin perlu diranking berdasarkan status dan
kaitannya dengan acara
2. Orang-orang penting hendaknya disebutkan secara khusus
3. Tidak semua acara memerlukan penyebutan secara bertahap
dan rinci.
Maksud dan Tujuan
Maksud, tujuan atau bahkan judul ceramah seringkali perlu
diutarakan dengan jelas.
Materi atau Isi
Pidato secara umum
1. Akar tunggang Judul yang aktual
2. Batang Logika yang konsisten
3. Cabang/ranting Kerangka yang sistematis
4. Daun Analisa yang logis
5. Bunga Variasi, humor, pepatah, puisi, dll.
6. Buah Berkesimpulan
Bagaimana menutup ceramah ?
* Usahakan menyampaikan kesimpulan pidato dan himbauan
yang praktis yang bisa dibawa oleh khalayak untuk dilaksanakan.
* Salam
Mengumpulkan dan menyiapkan Materi Pidato
Sumber Materi :
1. Kitab Suci & Sumber-sumber sejenis lainnya
2. Kisah-kisah yang relevan dengan topik
3. Berita dan informasi yang lagi aktual
4. Buku-buku ilmu pengetahuan lainnya
5. Kamus dan dictionary
6. Hasil laporan penelitian, data-data, dan referensi
lainnya
7. Teknologi informatika (web/ blog/ online sources)
Memilih topik dan judul :
* Seberapa urgen judul yang sesuai dengan waktu dan
situasi ?
* Judul sebaiknya berupa kalimat sempurna (affermative
statement)
* Apakah waktu yang tersedia sesuai dengan cakupan judul
yang dipilih ?
* Apakah audiens yang hadir cocok dengan cakupan judul
yang dipilih ?
* Apakah cara pemaparan dan pengambilan kesimpulan dengan
metode induksi atau deduksi ?
* Apa yang dapat dibawa oleh khalayak ?
Pendahuluan pidato haruslah :
1. Padat
2. Gaya bahasa menarik
3. Menghindari “Redundancy”
4. Diluar dugaan (surprise)
5. Bagaikan Iklan
Materi pidato
* Materi jangan terlalu luas
* Jangan berharap orang lain (khalayak) langsung mengerti
* Satu segi saja
* Cara lebih dipentingkan dari isi
Persiapan Pidato
* Pakaian sederhana
* Keadaan fisik yang mantap edan sehat
* Materi disiapkan, bila perlu didiskusikan terlebih
dahulu
* Bagi pemula, upayakan berlatih dahulu
* Materi harus dipilih yang penting dan mendesak
* Jangan mengharap ‘salam tempel’ dan ‘pujian’
* Jangan pidato kalau sakit, pikiran kacau, lapar, atau
haus
Saat berpidato, perlu diperhatikan
* Sikapnya
* Air mukanya
* Pakaiannya
* Ucapannya, harus fasih (khususnya Bahasa Asing)
* Gerak geriknya
* Tata rias/ make-up nya
Senjata Pidato
* Doa
* Pepatah
* Humor/lelucon
* Semangat berapi-api
* Syahdu
* Lagu-lagu
* Alat peraga
Apabila audiens banyak, maka :
* Volume suara tambah keras
* Tekanan/nada suara tinggi
* Tempo harus lambat
* Bahasa harus awam (dimengerti umum)
* Logikanya sederhana
* Semangatnya tinggi
Penutup pidato
* Kalimat kunci sebagai simpulan (harapan dan penekanan)
* Pepatah yang akan diingat khalayak
* Usahakan agar audiens penasaran
GAYA KOMUNIKASI LAINNYA
Persuasi
1. Persuasi adalah “cara untuk mengubah sikap dan prilaku
orang dengan menggunakan kata-kata lisan dan tertulis” (McGuire).
2. Persuasi adalah “menanamkan opini baru” (Hovland).
3. Persuasi adalah “usaha yang disadari untuk mengubah
sikap, kepercayaan atau perilaku orang melalui transmisi pesan” (Bettinghaus).
4. Persuasi adalah ”suatu proses timbal balik yang
didalamnya komunikator, dengan sengaja atau tidak, menimbulkan perasaan
responsif pada orang lain”(Nimmo)
Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau
memengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak
sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator.
Pada umumnya sikap-sikap individu/
kelompok yang hendak dipengaruhi ini terdiri dari tiga komponen:
- Kognitif - perilaku dimana
individu mencapai tingkat "tahu" pada objek yang diperkenalkan.
- Afektif - perilaku dimana
individu mempunyai kecenderungan untuk suka atau tidak suka pada objek.
- Konatif - perilaku
yang sudah sampai tahap hingga
individu melakukan sesuatu (perbuatan) terhadap objek.
Kepercayaan/ pengetahuan seseorang
tentang sesuatu dipercaya dapat memengaruhi sikap mereka dan pada akhirnya
memengaruhi perilaku dan tindakan mereka terhadap sesuatu. mengubah pengetahuan
seseorang akan sesuatu dipercaya dapat mengubah perilaku mereka. Walaupun ada
kaitan antara kognitif, afektif, dan konatif - keterkaitan ini tidak selalu
berlaku lurus atau langsung.
Contoh:
"Budi tahu/ percaya
(kognitif) bahwa mobil Mercedes-Benz
itu mobil yang bagus. Budi juga senang (afektif) melihat bentuk mobil
tersebut saat melenggang di jalan. Tetapi
Budi tidak akan membeli mobil Mercedes-Benz (konatif), karena ia tidak
punya uang."
Propaganda
1. Propaganda adalah pesan yang melibatkan simbol-simbol
yang mencakup empat hal. Pertama, interaksi simbolik atau pesan-pesan politik
yang digambarkan lewat lambang. Kedua, menggunakan pesan-pesan politik yang
didramatisir sedemikian rupa sehingga memberikan kepuasan pribadi dan dampak
tidak langsung. Ketiga, Penggunaan psikolinguistik yakni penggunaan bahasa
tertentu yang memiliki dampak psikologis. Dan keempat, Penggunaan
sosiolinguistik yaitu penggunaan bahasa yang memiliki dampak sosiologis
tertentu.
2. Ellul membedakan propaganda vertikal dan horizontal.
Yang pertama adalah transmisi dari satu kepada banyak dan terutama mengandalkan
media massa bagi penyebaran imbauannya. Sedangkan propaganda horizontal bekerja
lebih diantara keanggotaan kelompok ketimbang dari pemimpin kepada kelompok,
lebih banyak melalui komunikasi interpersonal dan komunikasi organisasi
daripada menggunakan komunikasi massa.
3. Nimmo menyarankan, supaya persuasi dan propaganda
berhasil dengan baik, maka perlu diperhatian secara khusus prinsip-prinsip umum
berikut yang dianalisis dari penelitian mengenai pengaruh komunikator terhadap
keberhasilan usaha persuasif. Unsur-unsur itu adalah :
1. status komunikator
2. kredibilitas komunikator
3. daya tarik komunikator
4. isi pesan
5. struktur pesan
6. pemilihan media yang digunakan secara tepat.
PUBLIC Speaking (PS) dimaknai sebagai berbicara di depan umum,
utamanya ceramah atau pidato. Secara luas, PS mencakup semua aktivitas
berbicara (komunikasi lisan) di depan orang banyak, termasuk dalam rapat,
membawakan acara (jadi MC), presentasi, diskusi, briefing, atau mengajar di
kelas.
Presenter TV dan penyair radio termasuk melakukan PS dilihat dari sisi
jumlah audience yang banyak (publik), meskipun tidak face to face.
Proses PS meliputi tiga tahap : persiapan dan penyampaian. Pada tahap
penyampaian juga terbagi tiga, yakni opening, pembahasan, dan penutupan.
Tahap penyampaian :
PERSIAPAN
Persiapan PS meliputi persiapan MENTAL, FISIK, dan MATERI.
Persiapan mental meliputi a.l. rileks, kenali ruangan, kenali audience,
dan kuasai materi.
Persiapan Fisik a.l. memastikan kondisi badan dan suara fit;
wardrobe, tidak memakan keju, mentega, atau minum susu, soda, teh, kopi,
sekurang-kurangnya sejam sebelum tampil; lancarkan aliran darah misal dengan
menjabat tangan sendiri; serta menjaga agar mulut/tenggorokan tetap basah.
Persiapan Materi a.l. membaca literatur dan menyusun pointer atau
outline. Teknis penyampaian materi ada empat pilihan: membaca naskah (Reading
from complete text), menggunakan catatan (Using notes),
hapalan (memory), dan menggunakan alat bantu visual sebagai catatan
(Using Visual Aids as Notes).
PEMBUKAAN
Awali pembicaraan dengan nada rendah dan lambat (Start Low and
Slow), jangan mengakui ketidaksiapan atau keterpaksaan dengan apologi (Don’t
apologize).
Teknik membuka PS a.l. langsung menyebut pokok persoalan yang akan
dibicarakan; mengajukan pertanyaan provokatif, menyatakan kutipan — teori,
ungkapan, peristiwa, atau pepatah.
PENYAMPAIAN
Teknik pemaparan materi a.l. deduktif, induktif, dan kronologis.Selama
pembicaraan, perhatikan power suara agar tetap audible, jelas, dinamis, dan
sebaiknya gunakan action and colourful words.
PENUTUP
Jika materi pembicaraan sudah disampaikan atau waktu sudah habis,
langsung tutup, lalu ucapkan salam. Teknik penutup a.l. menyimpulkan,
menyatakan kembali gagasan utama dengan kalimat berbeda, mendorong audience
untuk bertindak (Appeal for Action), kutipan sajak, kitab suci,
pribahasa, atau ucapan ahli, memuji khalayak, dll.
ELEMEN PUBLIC SPEAKING
Elemen PS meliputi (1) Teknik Vokal –intonasi/nada bicara, aksentuasi/stressing pada
kata-kata tertentu yang dianggap penting, speed, artikulasi/kejelasan
pelafalan kata (pronounciation), dan infleksi – lagu kalimat;
(2) Eye Contact –sapukan pandangan ke seluruh audience; (3) Gesture
–gerakan tubuh; alami, spontan, wajar, tidak dibuat-buat, penuh, tidak
sepotong-sepotong, tidak ragu, sesuai dengan kata-kata, jangan berlebihan,
variatif, tidak melalukan gerakan tubuh yang tidak bermakna, seperti memegang
kerah baju, mempermainkan mike, meremas-remas jari, dan menggaruk-garuk kepala;
dan (4) humor, dengan Use Natural Humor, Don’t try to be a stand up
comedian, gunakan hentian (pause) sekadar memberikan kesempatan kepada
pendengar untuk tertawa.*
– ASM. Romli, Ketua
Divisi Kajian dan Informasi Bidang KIK Pusdai Jabar.Materi Diklat
Retorika Dakwah Bidang KIK Pusdai Jabar, 12-13 September 2008.*
Retorika (rethoric) secara harfiyah artinya
berpidato atau kepandaian berbicara. Kinilebih dikenal dengan nama Public
Speaking. Dewasa ini retorika cenderung dipahamisebagai “omong kosong” atau
“permainan kata-kata” (“words games”), juga bermakna propaganda
(memengaruhi atau mengendalikan pemikiran-perilaku orang lain).Teknik
propaganda “Words Games” terdiri dari Name Calling (pemberian julukan
buruk,labelling theory), Glittering Generalities (kebalikan dari name calling,
yakni penjulukandengan label asosiatif bercitra baik), dan Eufemism
(penghalusan kata untuk menghindarikesan buruk atau menyembunyikan fakta
sesungguhnya).
Gaya Bahasa Retorika
1. Metafora (menerangkan
sesuatu yang sebelumnya tidak dikenal denganmengidentifikasikannya dengan
sesuatu yang dapat disadari secara langsung, jelas dandikenal, tamsil);2.
Monopoli Semantik (penafsir tunggal yang memaksakan kehendak atas teks
yangmulti-interpretatif);3. Fantasy Themes (tema-tema yang dimunculkan oleh
penggunaan kata/istilah bisamemukau khalayak);4. Labelling (penjulukan, audiens
diarahkan untuk menyalahkan orang lain),5. Kreasi Citra (mencitrakan positif
pada satu pihak, biasanya si subjek yang berbicara);6. Kata Topeng
(kosakata untuk mengaburkan makna harfiahnya/realitas sesungguhnya);7.
Kategorisasi (menyudutkan pihak lain atau skenario menghadapi musuh yang
terlalukuat, dengan memecah-belah kelompok lawan);8. Gobbledygook (menggunakan kata
berbelit-belit, abstrak dan tidak secara langsungmenunjuk kepada tema, jawaban
normatif-diplomatis);9. Apostrof (pengalihan amanat dengan menggunakan
proses/kondisi/pihak lain yangtidak hadir sebagai kambing hitam yang
bertanggung jawab kepada suatu masalah).
PENGERTIAN PIDATO
Pidato adalah suatu
ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepadaorang banyak. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato
menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lainsebagainya.Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yangmendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato
atau berbicara yang baik di depan publik / umum dapat membantu
untuk mencapai jenjang karir yang baik.
Pengertian
Retorika adalah kecakapan berpidato di depan umum (study retorika diSirikkusa ibu kota
Sislia Yunani abab ke 5 SM).
Retorika
(daribahasa Yunaniῥήτωρ,rhêtôr, orator, teacher) adalah sebuah teknik pembujuk-rayuan secara persuasiuntuk menghasilkan bujukan dengan melalui karakter pembicara, emosional atauargumen
(logo), awalnya Aristoteles mencetuskan dalam sebuah dialog sebelum TheRhetoric
dengan judul 'Grullos' atau Plato menulis dalam Gorgias, secara
umum ialahseni manipulatif atau teknikpersuasipolitik yang bersifat transaksional denganmenggunakan lambang untuk mengidentifikasi
pembicara dengan pendengar.
Hukum RETORIKA :
- Inventio (penemuan), dimana
pembicara mengidentifikasi khalayak guna mengatahui metode persuasi apa
yang paling tepat. Ada tiga cara untuk mempersuasi manusia, yaitu: ethos
(memiliki pengetahuan yang luas, kepribadian yang terpercaya, status
terhormat), pathos (mampu menyentuh hati khalayak dengan perasaan, emosi,
harapan, kebencian, dan kasih sayang), logos ( mengajukan bukti atau
argumen yang kelihatan sebagai bukti)
- Dispositio (penyusunan),
pembicara mengorganisir pesan dalam menyusun pidato dengan melakukan taxis
(pembagian) sehingga menjadi laur yang logis seperti: pengantar,
pernyataaan, argumen dan epilog.
- Elucotio (memori), pembicara
harus mengingat-ingat apa yang disampaikannya dan mengatur bahan
pembicaraannya, dikenal juga dengan metode “jembatan keledai” untuk
memudahkan ingatan.
- Pronuntiatio (penyampaian),
pembicara menyampaikan pesannya secara lisan, dengan melakukan peran
melalui intonasi suara dan gerakan badan.
JENIS RETORIKA
·
Retorika
Deliberitif, adalah jenis retorika yang dirancang untuk memengaruhi khalayak,
dalam kebijakan pemerintah.
·
Retorika
Forensic, adalah jenis retorika yang berkaitan dengan pengadilan, pembicaraan
fokus pada keputusan pengadilan.
·
Retorika Demonstrative, adalah jenis
retorika yang mengembangkan wacana yang dapat memuji dan menghujat. Pada
umumnya retorika menerapkan retorika demonstrative, untuk mempengaruhi
khalayak. Dalam hal ini, selain membujuk dengan menggugah emosi, juga
menggugah khalayak secara logis sesuai kondisi dan situasinya. Oleh sebab itu,
kondisi dan situasi khalayak harus dikenal dan dipahami sebaik-baiknya sebelum
berpidato atau menyampaikan pesan. Jadi, seorang pemmbicara
harus memahami dan menggunakan berbagai jenis retorika agar terciptanya komunikasi yang efektif.
Selain menggunakan beberapa jenis retorika seperti yang
tertulis di atas, ada baiknya pula jika kita menggunakan beberapa bentuk retorika Rasulullah ketika
beliau menyampaikan dakwahnya pada masa itu.
Zaedotcom mengucapkan terima kasih dan
Semoga jenis-jenis retorikamenurut Aristoteles di atas, dapat
membantu saudara. Selain membantu, juga bermanfaat atas entri yang
berjudul jenis-jenis retorika ini.
Fungsi retorika menurut Aristoteles (Arsjad,
1991: 5) ada empat fungsi, yaitu:
a. menuntut orang mengambil keputusan dalam
menghadapi berbagai kemungkinan memecahkan kasus
b. membimbing orang memahami kondisi kejiwaan
penanggap tutur;
c. memimpin orang menganalisis kasus secara
sistematis objektif untuk menemukan secara persuasif yang efektif untuk
meyakinkan orang; dan
d. mengajarkan cara-cara yang efektif untuk
mempertahankan gagasan.
Exordium (pendahuluan)
Fungsinya pengantar ke arah pokok persoalan yang
akan dibahas dan sebagai upaya menyiapkan mental para hadirin (mental
prepation) dan membangkitkan perhatian (attention arousing). Berbagai cara
dapat ditampilkan untuk memikat perhatian hadirin.
- Mengemukakan kutipan (ayat kitab suci, pendapat
ahli kenamaan, dan sebagainya)
- Mengajukan pertanyaan
- Menyajikan ilustrasi yang spesifik
- Memberikan fakta yang mengejutkan
- Menyajikan hal yang bersifat manusia (human
interest)
- Mengetengahkan pengalaman yang ganjil
Hal yang perlu dihindari sebagai berikut.
- Permintaan maaf karena kurang persiapan, tidak
menguasai materi, tidak pengalaman
- Menyajikan sebuah lelucon yang berlebihan
2. Protesis (latar belakang)
Mengemukakan hakekat pokok persoalan tersebut
secara faktual atau secara kesejahteraan nilainya serta fungsinya dalam
kehidupan. Jadi pembahasan ini dikemukakan sedemikian rupa sehingga tampak
jelas kaitannya dengan kepentingan pendengar.
3. Argumentasi (isi)
Memberikan ulasan-ulasan tentang topik yang akan
disajikan secara teoretis, kemudian mengemukakan kekuatan posisinya.
4 Conclusio (kesimpulan)
Suatu penegasan hasil pertimbangan yang mengandung
justifikasi atau pembenaran menurut penalaran pembicara.
acuan sebagai
indikator keberhasilan berbicara.
1. Lafal dan volume suara
- Tidak menggunakan pengaruh lafal asing
- Tiap fonem diucapkan dengan jelas
- Suaranya segar dan menarik serta simpatik
- Gagasan mudah ditangkap
2. Intonasi (tekanan, jeda, dan tempo)
- Penggunaan tekanan, pemberhentian dan tempo
dilakukan secara tepat dan menarik sesuai dengan situasi dan kebutuhan
pembicaraan
- Komunikasi menyenangkan dan mudah ditanggap
3. Perbendaharaan kata
- Kata-kata digunakan secara tepat, cermat, serta
bervariasi, sehingga apa yang dikemukakan cukup menarik dan mudah dipahami
- Daya imajinasi pendengar cukup berkembang
4. Komposisi bentuk bahasa
- Unsur gagasan dituturkan dengan urutan yang
logis dan menarik serta bervariasi
5. Pemahaman isi pembicaraan
- Kelancaran pembicaraannya menunjukkan bahwa ia
yakin dengan yang dikemukakan
- Variasi pembicaraan orisinal dan kreatif
- Pendengar merasa senang mendapatkan hal-hal yang
baru yang dikemukakannya
6. Kelancaran
- Kelancaran pembicaraannya dapat membuat
pendengar yakin dengan yang dikemukakannya
7. Sikap berbicara
- Baru berbicara setelah ia mengikuti dengan
seksama pembicaraan pendengar
- Ia berpretensi mengemukakan pendapat yang saling
menguntungkan
- Ia hati-hati bila akan menyanggah pendapat orang
8. Pretensi pembicaraan
- Ia hanya berbicara mengenai hal-hal yang
bermanfaat bagi pendengar
- Gagasannya orisinal dan segar
- Ia menghargai dan jujur bila menggunakan
pendapat (mengutip) orang lain
TUJUAN RETORIKA DALAM BERBICARA :
- Mengetahui
unsur
- Menarik
perhatian khayalak
- Memberikan
informasi unk mendidik
- Merangsang
pemberian kesan
- Membujuk
dan meykinkan kayalak
Retorika terdiri atas
beberapa bagian;
1. Penemuan (invebtion),
yakni penemuan argument yang benar dan memungkinkan untuk diterima;
2. Penyusunan
(arrangement), yakni distribusi argumen-argumen yang ditemukan dalam suasana
tepat;
3. Gaya bahasa (style)
yakni ketepatan pemakaian gaya bahasa sesuai dengan materi yang ditemukan;
4. Ingatan (memory) yakni
kemampuan mengingat materi dan bahasa; dan
5. Penyajian (delivery),
yakni penguasaan unsur bahasa dan gerak anggota badan agar sesuai dengan materi
dan ragam bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi.
Retorika yang baik :
- - komunikator berhasil
membangkitkan minat pendengar
- - komunikator berhasil menarik
perhatian
- -
pendengar harus merasa terlibat
- - mampu
menyampaikan informasi hingga mudah dipahami
- -
memberikan penegasan terhadap informasi yang dianggap penting
- -
informasi bermanfaa